- Replies:
- 0
- Words:
- 14870

Apa yang terlintas di benak Sobat Pesona ketika mendengar nama Banjarmasin? Kota dengan seribu sungai? Kota asal pahlawan nasional Pangeran Antasari? Atau kota yang dikenal memiliki banyak tempat wisata religi? Betul sekali, itu semua memang melekat dengan Banjarmasin ya, Sobat.
Nama Banjarmasin diambil dari nama sebuah kampung yang terletak di bagian utara muara Sungai Kuin. Kampung ini terletak di kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan, Kota Banjarmasin saat ini.
Pada awalnya penduduk Banjarmasin mayoritas beragama Hindu, namun pada abad ke-16 Islam masuk dan menjadi agama mayoritas karena peran Kesultanan Demak yang membantu kemenangan Raden Samudera (Sultan Suriansyah) ketika berperang melawan Kerajaan Daha.
Bagi masyarakat Banjarmasin, tempat-tempat wisata religi sangat dihormati dan dijaga karena berkaitan dengan sejarah dan budayanya. Tak hanya umat Muslim, umat non Muslim juga banyak yang berkunjung, lho! Menarik kan?
Sembari berwisata religi, Sobat Pesona bisa memperkaya pengetahuan sejarah masuknya Islam ke ibu kota provinsi Kalimantan Selatan ini. Nah, sebelum merencanakan perjalanan, simak dulu beberapa lokasi wisata religi yang bisa Sobat kunjungi saat liburan nanti.
Masjid Sultan Suriansyah adalah masjid bersejarah tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa Pemerintahan Sultan Suriansyah pada tahun 1526-1550. Sultan Suriansyah merupakan Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam di Kalimantan Selatan.
Ketika memasuki kawasan Masjid Sultan Suriansyah, Sobat Pesona akan melihat sebuah bangunan masjid dengan arsitektur tradisional Banjar. Meski menampilkan arsitektur kuno, bangunan masjid masih cukup kokoh dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang.
Menariknya, Sobat Pesona bisa menuju masjid dengan dua pilihan, yakni menggunakan angkutan darat atau angkutan sungai karena masjid bersejarah ini berada di pinggir Sungai Kuin. Masjid Sultan Suriansyah terletak di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara atau sekitar setengah jam perjalanan dari pusat kota.
Satu lagi masjid klasik yang perlu Sobat Pesona kunjungi, namanya Masjid Jami Banjarmasin atau Masjid Jami Sungai Jingah. Masjid yang berdiri tahun 1777 ini terletak di jalan Masjid Kelurahan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin. Sebagai salah satu Masjid tertua di Banjarmasin, Masjid Jami Sungai Jingah menjadi pusat kegiatan Islam di Banjarmasin.
Gaya arsitektur masjid ini merupakan campuran antara Banjarmasin dan Belanda, di mana seluruh konstruksi bangunannya didominasi dengan kayu ulin. Pada awalnya, Masjid Jami Banjarmasin dibangun di tepi Sungai Martapura. Lalu pada tahun 1934, masjid tersebut dipindahkan ke tempat saat ini.
Jika di awal tadi Sobat Pesona sudah mengetahui sosok Pangeran Antasari, kini saatnya merencanakan perjalanan religi ke makam Sang Sultan Banjar. Pangeran Antasari dimakamkan di Taman Makam Perang Banjar, jalan Malkon Temon, Surgi Mufti, Banjarmasin Utara.
Pangeran Antasari yang meninggal pada tanggal 11 Oktober 1862 terkubur selama lebih dari 90 tahun di daerah hulu sungai Barito. Lalu, atas keinginan rakyat Banjar dan persetujuan keluarga, pada tanggal 11 November 1958 dilakukan pengangkatan kerangka Pangeran Antasari untuk dimakamkan kembali di lokasi saat ini.
Pangeran Antasari adalah Sultan Banjar yang mengobarkan Perang Banjar pada tahun 1859 dan hingga akhir hayatnya membuat Belanda kalang kabut. Sekitar tiga tahun Perang Banjar berlangsung, seluruh rakyat, para panglima Dayak, pejuang-pejuang, para alim ulama, dan bangsawan-bangsawan Banjar mengangkat Pangeran Antasari menjadi "Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin", yaitu pemimpin pemerintahan, panglima perang, dan pemuka agama tertinggi.
Syekh Haji Muhammad Amin (Datu Amin) menjadi mufti atau ulama tua di bagian Kuin pada tahun 1294 Hijriah atau 1876 Masehi oleh Kerajaan Banjar. Pada saat itu Perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari sedang berkecamuk.
Datu Amin yang dikenal sebagai orang tegas dalam menegakan yang haq dan memberantas kebathilan turut berjuang dalam Perang Banjar. Untuk mengenang jasa beliau, setiap tahun diadakan haul pada tanggal 25 Syawal.
Makam Datu Amin ini terletak di jalan Pangeran Hidayatullah No.152, Benua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin.
Syekh Jamaluddin Al-Banjari biasa disebut juga dengan nama Tuan Guru Surgi Mufti. Salah satu ulama besar Kalimantan Selatan ini dilahirkan di Desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur, tahun 1817 di masa penjajahan Belanda.
Tuan Guru Surgi Mufti dikenal dengan metodenya berjuang tanpa senjata dan dihormati petinggi Belanda. Namun, Tuan Guru Surgi Mufti tidak pernah mengkhianati bangsa.
Untuk melihat makam Tuan Guru Surgi Mufti, Sobat Pesona bisa datang ke Kelurahan Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.
Tertarik mengunjungi yang mana dulu, nih? Yuk, rencanakan liburanmu!
image quote pre code